Popular Posts

Monday, April 11, 2011

KOOPRATIF DALAM PEMBELAJARAN

Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah  sebagai berikut (Lungdren, 1994) :
a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama.”
b. Para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam  kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki
tujuan yang sama.
d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab di antara
para anggota kelompok.
e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar.
g. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Menurut Thompson, et al. (1995), Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.
Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan- keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan (Slavin, 1995).
               
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 1994).
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak- tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al. (2000), yaitu:

a. Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.
 Elemen-Elemen Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran yang dilaksanakan secara berkelompok belum tentu mencerminkan pembelajaran kooperatif. Secara teknis memang tampak proses belajar bersama, namun terkadang hanya merupakan belajar yang dilakukan secara bersama dalam waktu yang sama, namun tidak mencerminkan kerjasama antar anggota kelompok. Untuk itu agar benar-benar mencerminkan pembelajaran kooperatif, maka perlu diperhatikan elemen-elemen pembelajaran kooperatif sebagai berikut (Jonson and Smith,1991; Anita Lie, 2004):

Saling ketergantungan Positif
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Wartawan mencari dan menulis berita, redaksi mengedit, dan tukang ketik mengetik tulisan tersebut. Rantai kerja sama ini berlanjut terus sampai dengan mereka yang di bagian percetakan dan loper surat kabar. Semua orang ini bekerja demi tercapainya satu tujuan yang sama, yaitu terbitnya sebuah surat kabar dan sampainya surat kabar tersebut di tangan pembaca.
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Dalam metodeJ igsaw, Aronson menyarankan jumlah anggota kelompok dibatasi sampai dengan empat orang saja dan keempat anggota ini ditugaskan membaca bagian yang berlainan. Keempat anggota ini lalu berkumpul don bertukar informasi.


PROSES PENGAJARAN SENI VISUAL

PROSES PENGAJARAN SEN I VISUAL
a. Membuat pertanyaan atau permasalahan.

Ini merupakan peringkat awal untuk mengorganisasikan PBL. Sebelum memulakan sesi P & P guru dan pelajar akan berbincang bagi mengemukakan persoalan atau permasalah tentang projek pendidikan seni visual yang akan dikendalikan. Perbicangan antara guru dan pelajar, pelajar dan rakan sebaya akan berbincang dan membuat keputusan terhadap permaslahan yang dikemukakan. kaedah sumbasaran sangat sesuai pada situasi ini.

b. memberi fokus dan mengaitkan displin bidang lain.

Setelah skop bidang kajian dan projek dikenalpasti, maka fokus kajian dan projek akan diberi tumpuan khusus. Namun demikian perlu juga mengaitkan bidang mata pelajaran dalam pelaksanaan projek dan kajian, misalnya keperluan pengiraaan dalam bidang matematik, dan bidang-bidang lain berkaitan. sebagai contoh projek membuat pembungkusan kelapa muda memerlukan kemahiran sains pertanian untuk mengenali kepala muda, ukuran dan berat memerlukan bidang matematik.

c. Penyelidikan autentik.
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan pelajar melakukan penyelidikan secara autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu, metod penyelidikan yang digunakan, bergantung kepada masalah yang sedang dipelajari.

d. Menghasilkan produk dan mempamerkan.
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut pelajar untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan diperagakan bagi menjelaskan bentuk penyelesaian masalah yang mereka hasilkan. Proses ini bagi memperlihat kepada guru-guru dan rakan pelajar lain sebagai penentu kepada menambahbaiki produk dan kajian yang ditemui.

e. Kolaborasi.

Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh pelajar yang bekerja sama satu dengan yang lain, paling sesuai ialah secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama akan memberikan motivasi agar tugas-tugas yang sangat kompleks tidak terasa beban kalau dibuat secara individu disamping memperbanyak peluang untuk berbagai inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan kemahiran sosial dan kemahiran berfikir.

Langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan kepada pelajar dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja-kerja pelajar. langkah-langkah tersebuat mengikut tahap-tahap berikut.

Tahap-1Orientasi pelajar tentang permasalahanGuru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dikehendaki, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasikan pelajar untuk terlibat dalam pemecahan
masalah yang telah dipilih.

Tahap-2Mengorganisasi pelajar untuk belajarGuru membantu pelajar untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap-3Membimbing penyelidikan individual ataupun berkelompok.Guru harus membantu dan memberi motivasi kepada pelajar untuk mengumpulkan data dan maklumat yang sesuai, menjalankan eksperimen bagi mendapatkan penjelasan dan pemecahan permasalahan.

Tahap-4
Mengembangkan dan mendokumentasikan hasil karya.Guru membantu pelajar dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk membahagikan tugas dengan rakan pelajar.

Tahap-5Menganalisis dan proses pemecahan masalah.Guru membantu pelajar untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang telah mereka gunakan.

PENDEKATAN PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN

Kaedah Pengajaran dan Pembelajaran
Pendekatan pengajaran dan pembelajaran boleh dilaksanakan melalui pelbagaikaedah pengajaran dan pembelajaran seperti eksperimen, perbincanga, simulasi, projek, lawatan dan kajian masa depan.
Dalam kurikulum ini, cadangan kaedah pengajaran dan pembelajaran untuk mencapai objektif pengajaran yang tertentu dinyatakan secara eksplisit dalam bentuk aktiviti pembeelajaran.
Walau bagaimanapun, guru boleh mengubah suai cadnagna aktiviti pembelajaran jika perlu.
Kaedah pengajaran dan pembelajaran yang pelbagai dapat meningkatkan minat murid terhadap sains. pelajaran sains yang tidak menarik akan membosankan pelajar. 
Guru perlu prihatin terhadap pelbagai kecerdasan di kalangan pelajarmasing-masing. kaedah dan aktivit yang yang berbeza perlu dirancang untukmurid murid yang berbeza kecerdasan. Contoh kecerdasan ini ialah visual dan ruang, verbal linguistik, muzik dan irama, logikal matematik, kinestatik, perhubungan antara individu, perhubungan dengan diri sendiri, perhubungan antara insan dengan penciptanya dan pemahaman tentang alam sekitar.
Berikut diberi penerangan ringkas mengenai kaedah-kaedah ini.

Ekseperimen
kaedah eksperimen adalah satu kaedah yang lazim dijalankan dalam pelajaran sains. Murid menguji hipotesis secara penyiasatan untuk menemuikonsep atau idea sains yang tertentu. kaedah saintifik digunakan semasa eksperimen.
Menjalankan eksperimen menggunakan kemahiran berfikir, kemahiran proses dan kemahiran manipulatif.
Secara kebiasaan, langkah yang diikuti semasa menjalankan eksperimen adalah seperti berikut:
1. Mengenal pasti masalah
2. Membuat hipothesis
3. Merancang eksperimen:
- mengawal pemboleh ubah.
- menentukan peralatan dan bahan yang diperlukan
- menentulkan langkah menjalanakan eksperimen
- kaedah mengumpulkan data dan menganalisis data
4. Melakukan eksperimen
5. Mengumpul data
6. Menganalisis data
7. Mentafsirkan data
8. Membuat kesimpulan
9. Membuat laporan
Dalam konsep pelancongan pelajar, adalah dicadangkan selain daripada eksperimen yang dibimbing oleh guru murid diberi peluang mereka bentuk eksperimen, iaitu mereka sendiri yang merangka cara eksperimen yang berkenaan boleh dijalankan, data yang boleh diukur dan bagaimana menganalisis data serta bagaimana membentangkan hasil eksperimen mereka.

Perbincangan
Aktiviti di mana murid menyoal dan mengemukakan pendapat berlandaskan dalil atau alasan yang sahih. Semasa perbincangan, murid perlu mempunyai fikiran terbuka untuk menerima pendapat orang lain. perbincangan perlu dijalankan semasa dan sebelum sesuatu aktiviti.

Projek
Aktiviti yang dijalankan oleh individu atau sekumpulan murid untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu dan mengambil masa yang panjang serrta menjangkau waktu pembelajaran yang formal.
Murid dikehendaki mengenal pasti kaedah untuk menyelesaiakan masalah yang dikemukakan dan seterusnya merancang keseluruhan projek. Hasil projek boleh dalam bentuk laporan, artifak atau lain-lain perlu dibentangkan di hadapan guru dan para pelajar lain.

Lawatan
Pembelajaran sains tidak hanya terhad dalam sekolah sahaja. Pembelajaran sains melalui lawatan ke tempat seperti zoo, muzium, pusat sains, institusi penyelidikan, paya bakau dan kilang boleh menjadikan pembelajaran lebih berkesan, menyeronokkan dan bermakna.
Untuk mengoptimumkan pembelajaran melalui lawatan, ia mesti dirancang rapi dengan para pelajar perlu menjalankan aktiviti atau melaksanakan tugasan semasa lawatan. Perbincangan selepas lawatan perlu diadakan. Kajian lapangan yang sering dijalankan dalam tajuk ekologi merupakan salah satu contoh keadaan ini.

Kajian masa depan
Murid menggunakan pemikiran kritis dan kreatif untuk meninjau perubahan keadaan daripada masa lalu ke sekarang dan meramalkan keadaan pada masa depan.pedagogi ini berpusatkan murid dan menggabungjalinkan pelbagai bidang seperti pendidikan moral, pendidikan alam sekitar. Nilai murni seperti ini bertanggungjawab dan bekerjasama dipupuk melalui kaedah ini.

Penyelesaian masalah
Penyelesaian masalah adalah satu kaedah yang melibatkan murid secara aktif untuk membuat keputusan atau untuk mencapai satu sasaran tertentu. Semasa penyelesaian masalah, aktiviti seperti simulasi, perbincangan dan eksperimen boleh dijalankan. Secara umumnya, penyelesaian masalah melibatkan langkah berikut:
1. Kenal pasti dan faham masalah
2. Jelaskan masalah
3. Cari alternatif penyelesaian masalah.
4. Lakukan operasi penyelesaian.
5. Nilaikan penyelesaian

Friday, April 8, 2011

PENERAPAN NILAI MURNI

Pelajaran nilai yang berlandaskan keimanan dan kepercayaan kepada Tuhan,telah wujud lama sebelum pelajaran formal bermula di negara ini. Sebahagian besar pelajar di Malaysia telah melalui proses pengajaran dan pembelajaran akademik serta kokurikulum seterusnya berpeluang memperlengkapkan diri dengan pelbagai ilmu; termasuklah pendidikan moral, kerohanian, emosi, social dan jasmani. Ini bermakna sekiranya pelajar-pelajar yang melalui proses pendidikan di sekolah dengan berkesan dan terdidik dari segi jasmani, emosi, rohani, intelek dan sosial maka apa yang dihasratkan oleh Falsafah Pendidikan Kebangsaan akan menjadi kenyataan.

Pelajar-pelajar sekolah menengah masa kini sepatutnya mengamalkan nilai-nilai murni di dalam menjalani kehidupan seharian. Mereka telah pun mempelajari pendidikan nilai secara formal dalam Kurikulum Baru Sekolah Rendah (KBSR) dan seterusnya Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah (KBSM), juga melalui Pendidikan Islam dan Pendidikan Moral. Pengajaran nilai juga diserapkan melalui semua matapelajaran di sekolah dengan konsep nilai merentasi kurikulum (Ambigapathi, 1999). Penyerapan nilai murni juga
dibuat melalui aktiviti pembelajaran dan gerakerja kokurikulum serta melalui kurikulum tersembunyi.
Berdasarkan ajaran agama di Malaysia jelas menggariskan nilai-nilai suci yang murni untuk diamalkan dengan penuh kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan. Namun begitu berdasarkan peningkatan data peratus keruntuhan moral dan akhlak di kalangan pelajar sekolah di Malaysia hari ini; menggambarkan seolah-olah pendidikan melalui proses pengajaran dan pembelajaran yang diterima kurang diserapkan dengan nilai-nilai murni walaupun telah sedia ada dalam ajaran agama mereka.

KEMAHIRAN BERFIKIR SECARA KRITIS DAN KREATIF

Definisi yang sesuai untuk kemahiran berfikir masih dipertikaikan kerana kebanyakan tokoh mempunyai pendapat yang berbeza-beza. Walaupun tafsiran tentang pemikiran itu berbeza-beza, namun secara amnya kebanyakan tokoh pemikir bersetuju bahawa pemikiran dapat dikaitkan dengan proses menggunakan minda untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah.
Dapatlah dirumuskan bahawa:
Pemikiran ialah proses menggunakan minda untuk mencari makna dan pemahaman terhadap sesuatu, menerokai pelbagai kemungkinan idea atau ciptaan dan membuat pertimbangan yang wajar, bagi membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dan seterusnya membuat refleksi dan metakognisi terhadap proses yang dialami
Antara tujuan KBKK digunakan dalam pengajaran dan pembelajaran adalah untuk membolehkan pelajar:
  • mendapat latihan berfikir secara kritis dan kreatif untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dengan bijak
  • mengaplikasikan pengetahuan, pengalaman dan kemahiran berfikir secara lebih praktik sama ada di dalam atau di luar sekolah
  • menghasilkan idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif
  • mengatasi kesilapan-kesilapan berfikir yang terburu-buru, bercelaru, kabur dan sempit
  • meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan seterusnya perkembangan intelek mereka
  • bersikap terbuka dalam menerima dan memberi pendapat, membina keyakinan diri untuk memberi hujah, membuat pertimbangan berdasarkan alasan dan bukti, serta berani memberi pandangan dan kritik.
 Komponen utama KBKK:
  • Berfikir secara kritis,
  • Berfikir secara kreatif.
 kemahiran kritis
    Kwmahiran Berfikir secara kritis ialah kecekapan dan keupayaan menggunakan minda untuk menilai kemunasabahan  dan kewajaran sesuatu idea, meneliti kebernasan dan  kelemahan sesuatu hujah, dan membuat pertimbangan yang wajar dengan menggunakan alasan dan bukti.
 kemahiran  kreatif
Kecekapan menggunakan minda untuk:
  • menjana dan menghasilkan idea,
  • mencipta sesuatu yang baru, asli, luar biasa, pelbagai, dan bernilai  sama ada bersifat maujud, abstrak, idea atau gagasan.
  • menerokai dan mencari makna , pemahaman  dan penyelesaian masalah seacara inovatif.
 Contoh-contoh  kemahiran berfikir secara kritis:
·         membanding dan membeza:
·         membuat kategori,
·         meneliti bahagian-bahagian kecil dan keseluruhan.
·         menerangkan sebab.
·         membuat sekuen / urutan.
·         menentukan sumber yang dipercayai,
·         membuat ramalan,
·         mengusul periksa andaian,
·         membuat inferens
Contoh kemahiran berfikir secara kreatif:
·         mencipta analogi
·         menjana dan menghasilkan idea baru
·         mencipta metafora,